PEKANBARU, KUJANGPOST.com – Aula Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru dipenuhi kemeriahan pada Sabtu (27/4/2024). Pasalnya seluruh keluarga besar Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau bersuka cita merayakan puncak peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-60 yang biasa diperingati pada 27 April setiap tahunnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, Budi Argap Situngkir yang turut didampingi Kepala Divisi Pemasyarakatan Muhammad Ali Syeh Banna, Kepala Divisi Keimigrasian Mas Arie Yuliansa Dwi Putra, dan Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Edison Manik melakukan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur atas usia Pemasyarakatan yang kini telah memasuki usia 60 Tahun.
Kemeriahan acara semakin bertambah dengan penampilan berbagai pertunjukan yang disuguhkan oleh warga binaan Pemasyarakatan Lapas Pekanbaru dan Lapas Perempuan Kelas IIA Pekanbaru. Penampilan mereka memukau para tamu undangan dan menunjukkan bahwa pembinaan bagi warga binaan tidak hanya fokus pada aspek keamanan, tetapi juga pada pengembangan bakat dan potensi para warga binaan.
Dalam sambutannya, Budi Argap Situngkir mengucapkan selamat atas Hari Bakti Pemasyarakatan ke-60 kepada seluruh jajaran Pemasyarakatan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau. Mari ucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa pada Hari Bakti Pemasyarakatan ke-60 yang bertemakan Pemasyarakatan PASTI Berdampak
“Pengabdian Bapak dan Ibu semua sangat dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia demi kemajuan Pemasyarakatan untuk bangsa Indonesia. Tetaplah menjadi insan Pemasyarakatan yang senantiasa berkinerja tinggi, menjaga integritas dan berbudaya anti korupsi serta menyumbang berbagai prestasi seraya menghindarkan diri menjadi perilaku kurang terpuji,” ujar Budi Argap Situngkir.
“Saya harap Hari Bhakti Pemasyarakatan ini dapat menjadi momentum bagi kita semua untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. Mari berbenah dan meningkatkan kinerja dalam memberikan pembinaan kepada para warga binaan. Kita harus terus berusaha agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang mandiri dan berdaya guna,” ujar Budi Argap Situngkir.***