Rokan Hulu | KUJANGPOST.com – Di tengah upaya menggali kembali jejak sejarah Kerajaan Melayu di Rokan Hulu, langkah kecil namun bermakna terjadi pada Kamis (23/10/2025). Hari itu, Raja Luhak Rambah ke XI, dr. H. Tengku Afrizal Dachlan, datang bersilaturahmi ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Rokan Hulu.
Suasana hangat, penuh rasa hormat dan semangat pelestarian budaya, terasa sejak awal pertemuan.
Rombongan kerajaan terdiri dari para tokoh adat dan bangsawan Rambah, antara lain Datuk Yusrizal KD, SH, MH, Datuk Marjeni SE, MM (Datuk Bendoro), Agusman Nasution Sutan Kumalugunong, Alisman Datuk Mangku Dewo, serta Abdulrahman Datuk Simaharajo.
Mereka disambut langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rohul, H. Helfiskar, SH, MH, beserta jajaran.
Dalam pertemuan itu, dibahas rencana besar yakni pembangunan replika Istana Kerajaan Rambah.
Gagasan ini merupakan inisiatif Bupati Rokan Hulu yang ingin menghadirkan kembali simbol kejayaan masa lalu agar menjadi warisan sejarah yang dapat dikenang dan dipelajari oleh generasi mendatang.
Menurut Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, H. Helfiskar, langkah pertama yang akan dilakukan ialah seminar sejarah dan budaya. Tujuannya, menentukan bentuk arsitektur istana yang akurat berdasarkan hasil kajian para sejarawan, budayawan, dan tokoh adat.
“Berdasarkan koordinasi kami dengan Balai Pustaka Riau–Kepri dan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, memang belum ditemukan bentuk visual istana Rambah yang autentik. Namun secara sejarah, keberadaan istana itu diakui. Karena itu, hasil seminar nanti akan menjadi dasar penentuan bentuk dan gambar replika istana yang kemudian disepakati bersama,” jelas Helfiskar.
Ia menambahkan, setelah kesepakatan diperoleh, dinas akan membentuk Tim Identifikasi Data (TID) Kebudayaan. Tim ini akan bertugas menyiapkan duplikat arsitektur istana, yang nantinya diserahkan kepada Bupati untuk ditindaklanjuti dalam pembangunan fisiknya.
Sementara itu, Raja Luhak Rambah ke XI, dr. H. Tengku Afrizal Dachlan, menilai rencana tersebut bukan sekadar proyek budaya, melainkan gerakan kebangkitan jati diri masyarakat Rambah.
“Replika istana ini bukan hanya bangunan, tapi simbol kebesaran sejarah dan identitas kami. Ini langkah mulia untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang hampir terlupakan,” ujar Raja Luhak Rambah ke XI
Selain membahas replika istana, pertemuan itu juga menyoroti pentingnya pembentukan tim kerja penelusuran situs cagar budaya di berbagai wilayah Rokan Hulu.
Tim ini akan menelusuri dan mendokumentasikan peninggalan sejarah yang masih tersebar di tengah masyarakat agar tidak hilang ditelan zaman.
“Masih banyak peninggalan sejarah yang belum terdokumentasi dengan baik. Inilah saatnya kita satukan langkah untuk menggali dan memperkenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda,” tegas Helfiskar.
Pertemuan diakhiri dengan suasana penuh kekeluargaan dan foto bersama, menandai komitmen bersama antara Lembaga Adat Luhak Rambah dan Pemerintah Daerah untuk terus memperkuat sinergi pelestarian budaya lokal.
Langkah kecil yang diambil hari ini diharapkan menjadi jejak besar bagi sejarah Rokan Hulu di masa depan.












