JAKARTA, KUJANGPOST.com – Isu dugaan penggelapan pajak yang menyeret nama artis dan pengusaha Raffi Ahmad kembali menjadi sorotan publik. Organisasi Matahukum mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk turun tangan menelusuri asal-usul kekayaan Raffi yang disebut mencapai Rp1 triliun.
Sekretaris Jenderal Matahukum, Mukhsin Nasir, menyampaikan bahwa jumlah kekayaan tersebut menimbulkan tanda tanya besar, apalagi di tengah isu penggelapan pajak hingga Rp300 miliar.
“Angka Rp1 triliun itu dinilai tidak wajar. Publik wajar mempertanyakan dari mana sumber kekayaan sebesar itu,” kata Mukhsin, Senin (15/9/2025).
Menurut Mukhsin, dugaan pelanggaran tidak hanya berhenti pada penggelapan pajak, tetapi juga berpotensi mengarah pada tindak pencucian uang.
“Kalau tidak bisa dijelaskan secara transparan, bisa jadi ada indikasi uang titipan pejabat. Itu rawan masuk kategori pencucian uang,” ujarnya.
Sorotan ke KPK dan Ditjen Pajak
Matahukum menilai KPK tidak boleh mengabaikan suara publik yang mendesak agar kasus ini segera diselidiki. Mukhsin bahkan mengutip pernyataan Kisman Latumakulita yang sebelumnya mengulas isu ini dalam sebuah podcast.
Kisman menilai, dengan kekayaan Rp1 triliun, pajak yang semestinya dibayar Raffi Ahmad seharusnya mencapai ratusan miliar rupiah, bukan hanya sekitar Rp1 miliar sebagaimana diduga.
“Kalau benar kekayaannya Rp1 triliun, maka pajaknya progresif. Tidak mungkin hanya Rp1 miliar,” kata Mukhsin mengutip pendapat Kisman.
Publik Tunggu Klarifikasi Raffi Ahmad
Matahukum menegaskan, ketidakjelasan ini dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap kepatuhan hukum.
“Transparansi pajak adalah kewajiban. Bila publik figur saja tidak bisa memberi contoh, ini jadi preseden buruk,” tutur Mukhsin.
Hingga berita ini ditulis, Raffi Ahmad belum memberikan tanggapan. Masyarakat kini menunggu kejelasan dari pihak Raffi maupun penegak hukum terkait dugaan penggelapan pajak dan ketidakwajaran aset tersebut.(Red/Tim)
