Rokan Hulu | KUJANGPOST.com-Suasana hangat dan penuh kekeluargaan mewarnai silaturahmi antara Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu dan tokoh adat Luhak Rambah di Rumah Dinas Bupati Rohul, Jumat sore (26/09/2025). Pertemuan ini menjadi bagian penting dari rangkaian persiapan penabalan Raja Luhak Rambah yang akan digelar pada 7–8 Oktober 2025.
Silaturahmi di pimpin langsung oleh Putra Mahkota Raja Luhak Rambah, Dr. H. Tengku Afrizal Dachlan, M.M. gelar Sutan Zainal, yang hadir bersama keluarga bangsawan, antara lain Tengku Tezzy D. Dachlan, Tengku Firman Rosyid, dan Tengku Harun Arrasyid. Turut mendampingi sejumlah pucuk suku, Ketua LKA Luhak Rambah Yusrizal KD, dan Ketua LAMR Kecamatan Rambah Datuk Herman Harun, S.E. gelar Paduko Majolelo.
Dalam penyampaiannya, Tengku Afrizal Dachlan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kepulauan Riau, menyampaikan apresiasi atas penerimaan hangat dari Bupati Rohul, Anton, S.T., M.M.
“Penabalan Raja Luhak Rambah bukan sekadar prosesi adat, tetapi momentum menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan identitas budaya di tengah arus modernisasi. Ini warisan seluruh masyarakat Luhak Rambah, bukan hanya keluarga bangsawan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan pelestarian adat bergantung pada sinergi antara pemerintah daerah, lembaga adat Melayu Riau (LAMR), tokoh masyarakat, dan ulama. Meski sempat menghadapi sejumlah kendala teknis, ia memastikan semuanya telah diselesaikan melalui komunikasi dan musyawarah. Rangkaian acara dijadwalkan dimulai dengan doa bersama pada 7 Oktober dan puncak penabalan pada 8 Oktober 2025.

Sementara itu, Bupati Rokan Hulu Anton menyambut baik kunjungan para tokoh adat tersebut. Ia menegaskan komitmen Pemkab Rohul dalam mendukung agenda kebudayaan yang memberi manfaat bagi masyarakat luas.
“Selama memberi manfaat bagi masyarakat Luhak Rambah dan sekitarnya, Pemkab Rohul pasti mendukung. Penabalan Raja Luhak Rambah tidak hanya memperkuat adat, tetapi juga mempererat persatuan masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat Bersama Membangun Negeri,” ungkap Anton, yang sebelumnya juga pernah menerima gelar kehormatan adat dari Luhak Rambah.
Anton menilai pelestarian budaya harus menjadi bagian dari pembangunan karakter dan jati diri masyarakat, bukan sekadar seremoni. Ia memastikan pemerintah daerah siap bersinergi dengan lembaga adat agar penabalan raja menjadi agenda besar yang memberi dampak luas, termasuk pada sektor pariwisata budaya.
Silaturahmi yang berlangsung lebih dari satu jam itu juga menjadi forum konsolidasi pemajuan budaya. Para tokoh adat dan pemerintah daerah sepakat bahwa adat, ulama, dan pemerintah merupakan tiga pilar penting yang harus saling menopang dalam menjaga marwah Luhak Rambah.
Menjelang hajat besar penabalan Raja, seluruh pihak diimbau untuk mengedepankan persatuan, mengesampingkan perbedaan, dan mengutamakan kepentingan bersama demi memperkuat perekat sosial masyarakat.
Pertemuan ditutup dengan doa bersama dan pesan moral agar masyarakat Luhak Rambah terus menjunjung tinggi nilai adat sebagai warisan tanah botuah para pemimpin terdahulu. Dengan akan digelarnya penabalan Raja dalam waktu dekat, semangat kebersamaan dan pelestarian budaya diharapkan semakin kokoh di tengah kehidupan masyarakat Rokan Hulu.











