PeristiwaSumatera Utara

BNPB Update Bencana Sumut: 17 Tewas, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi

21
×

BNPB Update Bencana Sumut: 17 Tewas, Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi

Sebarkan artikel ini

MEDAN, KUJANGPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Polda Sumut meng-update peristiwa longsor dan banjir bandang yang menerjang tujuh kabupaten/kota Sumatera Utara pada 24-25 November 2025. Berdasarkan data Rabu (26/11/2025) pagi, total 17 warga dilaporkan meninggal dunia, sedangkan 58 lainnya terluka.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan ada empat kabupaten/kota yang musibah longsor dan banjirnya datang bersamaan, yakni Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Sementara itu, tiga wilayah lain seperti Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Mandailing Natal, dan Nias Selatan hanya terendam banjir.

Kota Sibolga Abdul Muhari mengatakan, di Kota Sibolga, musibah ditandai dengan cuaca ekstrem hujan deras dalam durasi lebih dari dua hari. Wilayah terdampak meliputi Kecamatan Sibolga Utara, Sibolga Selatan, dan Kota.

“Dari laporan visual, banjir mengalir cukup deras dan menghantam rumah, menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain yang dilewatinya. Arus air itu juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya.

Air Coklat Bercampur Kayu Meluncur dari Pegunungan Berdasarkan data dari Polda Sumut, akibat longsor lima orang tewas. Tapanuli Selatan Selanjutnya, di Tapanuli Selatan, dari hasil kaji cepat BNPB, banjir dan longsor berdampak di 11 kecamatan, yakni Kecamatan Sipirok, Marancar, Batang Toru, Angkola Barat, Muara Batang Toru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan, dan Angkola Muaratais. “Bencana banjir dan tanah longsor telah menyebabkan delapan warga meninggal dunia, 58 luka-luka, dan 2.851 warga terpaksa harus mengungsi,” katanya.

BPBD Tapanuli Selatan bersama tim gabungan mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup sejumlah akses jalan warga. Tapanuli Utara Sementara itu, di Tapanuli Utara, 50 unit terdampak dan dua jembatan terputus akibat banjir serta tanah longsor. Saat ini, BPBD Tapanuli Utara dan tim gabungan melaksanakan pendataan dan merekomendasikan jalur alternatif di Kecamatan Pangaribuan, Taput-Silantom sebagai akses jalan sementara.

Kata Abdul Muhari, di Tapanuli Tengah, banjir terjadi di sembilan kecamatan, antara lain Kecamatan Pandan, Sarudik, Badiri, Kolang, Tukka, Lumut, Barus, Sorkam, dan Pinangsori. Akibat musibah ini, sebanyak 1.902 unit rumah yang terdampak. “BPBD Tapanuli Tengah dan tim gabungan mendirikan tenda pengungsi serta mendistribusikan bantuan sembako kepada warga terdampak,” ujar Abdul.

Berdasarkan keterangan Bupati Tapteng Masinton Pasaribu, di wilayahnya ada empat orang yang meninggal dunia tertimbun longsor, terdiri dari seorang ibu dan tiga anaknya. Jadi, bila total dari data sementara, ada 17 warga yang meninggal dunia di Sumut akibat bencana alam ini. Imbauan BNPB Kembali ke Abdul Muhari, dia menjelaskan bahwa data yang disampaikan BNPB bersifat sementara dan masih berpotensi mengalami perkembangan sesuai dengan hasil kaji cepat lanjutan di lapangan. Dia juga menegaskan bahwa BNPB terus memonitor perkembangan situasi di wilayah Tapanuli Raya serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk percepatan penanganan darurat. “BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih dapat berlangsung dalam beberapa hari ke depan,” tandasnya.

Sumber: Kompas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *